Soto Pak Girin
http://wisatakuliner.com/kuliner/images/stories/tempat_mkn/sragen/soto_girin/soto%20girin.jpg
Soto ini begitu kondang di wilayah Sragen, selain rasa yang membuat pelanggannya selalu datang kembali, usaha ini sudah dirintis berpuluh-puluh tahun dan diwariskan secara turun-temurun. Cabangnya pun ada dimana-mana, ada yang di Solo, Karanganyar dan Manahan. Sedangkan yang ada di Sragen sendiri berada di jalan Brigjend. Katamso No. 2, Sragen. Pelanggan soto Pak Girini ini tak hanya dari dalam kota saja, melainkan dari luar kota Sragen dan dari para pejabat hingga rombongan pariwisata.
Penyajian
soto ini tidak jauh berbeda dengan penyajian soto-soto pada umumnya.
Berisi nasi putih, taoge dan irisan seledri segar yang kemudian disiram
kuah kaldu hangat beserta daging sapi dan ditaburi bawang goreng
diatasnya. Yang membuatnya berbeda, disini cara memasaknya masih
menggunakan kuali yang terbuat dari tanah liat. Dan untuk perapiannya
sendiri juga masih menggunakan kayu bakar, selain itu bumbu rempahnya
juga diracik sendiri oleh pemiliknya. Aroma kuali dan arangnya membuat
soto ini menjadi lebih enak saat dimakan.
Pada
umumnya pembeli bisa menghabiskan hingga 2 mangkuk, karena ukuran
mangkuk penyajiannya kecil-kecil mungkin setengah dari mangkuk biasa.
Kedai ini mulai melayani pelanggannya sejak jam setengah 6 pagi sampai
jam 11 siang. Menurut beberapa orang soto yang ada di cabangnya berbeda
dan tidak bisa seenak dari yang ada di pusatnya. Konon menurut
sesepuhnya, soto ini akan berubah rasa apabila dibuka ditempat lain.
http://wisatakuliner.com/kuliner/tempat-makan/item/soto-pak-girin.html
http://wisatakuliner.com/kuliner/tempat-makan/item/soto-pak-girin.html
SRAGEN – Bukan orang Sragen namanya jika
tidak mengenal nasi tumpang. Salah satu nasi tumpang yang cukup dikenal
warga Sragen yakni tumpang pecel mbok Jami. Yuk, sejenak menenggok
seperti apa lezatnya nasi tumpang pecel mbok Jami. Tumpang
pecel merupakan makanan khas Sragen lebih-lebih tumpang pecel mbok Jami
yang mempunyai cita rasa khas yang pas bagi orang Sragen. Sambel
tumpangnya sangat kental dan legit, pedesnya pas. Apalagi kalau
dibungkus dengan daun jati aroma sambel tumpangnya makin nikmat.
Bahkan para perantau dari Sragen pun
jika pulang ke kampung halamannya pasti menyempatkan menikmati pecel
tumpang mbok Jami ini. Meski di kota perantauannya juga tersedia makanan
khas Sragen ini, namun mereka tidak puas karena sebagian besar dari
mereka mengatakan bahwa selain susah ditemui di kota besar, tumpang
pecel yang di jual di sana sangat berbeda dengan buatan mbok Jami ini.
“Rasa bumbunya kurang jelas, encer dan yang menonjol hanya rasa asin
saja . Sedangkan sambel tumpang mbok Jami menggunakan santan untuk
kuahnya, isiannya didominasi tempe yang dihaluskan dan pedesnya pas,”
kata salah seorang perantau yang enggan disebut namanya.
Setiap pagi, puluhan orang mengerubuti
warung mbok Jami yang dibuka mulai pukul 07.00 hingga pukul 11.00.
Sehingga setiap hari pasti antirannya seringkali membuat orang
menampilkan wajah kecutnya. Namun, meski begitu mereka tetap setia antri
sampai mendapatkan pecel tumpang mbok Jami baik dicampur dengan nasi
atau bubur. Selain menjajakan tumpang pecel, warung pecel tumpang mbok
Jami juga menyediakan trancam, dan telur pindang serta berbagai macam
lauk yang digemari untuk menyantap pecel tumpangnya.
Dengan demikian bisa dikatakan bagi
orang Sragen, pecel tumpang yang sudah mendapat pengakuan konsumen salah
satunya yakni tumpang pecel Mbok Jami. Pecel Mbok Jami kesohor sejak
l970-an dan mutunya terjamin hingga sekarang. Sebenarnya Mbok Jami
meninggal pada 1980-an, tapi generasi penerusnya dinilai konsumen mampu
mempertahankan mutu dan rasa adonan sambal pecel.
Jangan membayangkan pecel Mbok Jami yang
kesohor itu digelar di rumah makan besar. Sebab, anak dan cucu
almarhumah Mbok Jami membuka usaha dua warung pecel di bilik kios Pasar
Bunder, Sragen. Lokasi warung itu berdekatan dengan lingkungan pasar.
Sajian dan rasa dua warung tersebut tidak berbeda karena sambal pecel
itu diambil dari satu adonan. “ Rasa sambal pecel kami tetap enak karena
selalu menggunakan bahan bermutu,” tutur Ny Sukiyem dan Ny Heny
Irawati, generasi pewaris pecel tumpang Mbok Jami.
Salah satu penerus mbok Jami, Heny
Erawati mengatakan bahwa dirinya bangga, karena tamu penting yang datang
ke Sragen sering diberi oleh-oleh sambal pecelnya. ”Bahkan, Pak
Menteri dan Dirjen yang menjadi tamu di Sragen pernah diberi oleh-oleh
sambal pecel buatan saya. Sambal pecel padat sebagai oleh-oleh bisa
tahan hingga seminggu. Bahkan, jika disimpan dalam kulkas bisa tahan
lebih dari dua minggu”katanya.
Apa rahasia pecel hingga punya rasa khas
dan digandrungi pelanggan? Tanpa canggung, Ny Heny Irawati membuka
resep dapurnya. Sambal pecel buatannya dengan resep asli mBok Jami
selalu menggunakan bahan berkualitas, seperti kacang dan lombok segar.
“Semua bahan yang diramu ditumbuk tidak dengan mesin, tetapi dengan
tenaga manusia” jelasnya dengan sumringah.
http://www.humaskabsragen.com/2014/08/menenggok-sejenak-kuliner-di-sragen-pecel-tumpang-mbok-jami/
http://www.humaskabsragen.com/2014/08/menenggok-sejenak-kuliner-di-sragen-pecel-tumpang-mbok-jami/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar